Menteri Koordinator Bidang Maritim Dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan telah menyaksikan acara penandatanganan 16 perjanjian kerjasama investasi di bidang pembangunan berkelanjutan senilai US$ 5 miliar atau setara sekitar Rp 77 triliun.
Penandatangan 16 perjanjian di bidang energi terbarukan tersebut melibatkan 11 negara. Dalam hal ini, peran swasta menjadi sangat penting dalam membiayai pembangunan berkelanjutan.
\”Dan akan lebih banyak lagi kesepakatan dan perjanjian yang akan ditandatangani hingga akhir pertemuan puncak B-20,\” kata Luhut dalam keterangan resmi, Jumat (11/11/2022).
Luhut mengatakan, pekerjaan rumah yang sangat panjang saat ini menunggu Indonesia dalam jalan menuju transisi ekonomi yang rendah karbon. Semua harus dilakukan secara cepat, karena transisi energi menuntut Indonesia harus cepat.
\”Mulai dari tenaga kerja, teknologi, aksesabiltas ke energi terbarukan, hingga program-program insentif yang semuanya mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon. Ingat, dunia sudah berubah dengan cepat dan kita tidak boleh terlambat,\” kata Luhut.
Luhut menambahkan, menghijaukan seluruh sistem catu-daya adalah sebuah panggilan yang harus dijawab oleh Indonesia. Saat ini, sektor industri mengkonsumsi energi 76% bahan bakar fosil. \”Emisi dari jaringan listrik kita saat ini tercatat sebagai salah satu yang tertinggi di dunia, dan ini membuat industri Indonesia menjadi kurang kompetitif dalam lanskap ekonomi hijau ini,\” ucapnya.
Kerjasama OASA
Emiten milik Bobby Gafur Umar, PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) menjadi salah satu emiten swasta yang tak mau ketinggalan momentum tersebut. CEO atau Presiden Direktur PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur Umar mengatakan, pihaknya telah menandatangani perjanjian aliansi strategis dengan Intec Engineering GmbH / SBW Energy GmbH Jerman, untuk sebuah kerjasama di bidang pengembangan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia.
\”Baru saja saya bersama pak Bert Hufener, CEO/Authorized Signature SBW Energy GmbH yang sekaligus mewakili Intec Engineering GmbH menandatangani naskah perjanjian aliansi strategisnya. Proyek pertama kami adalah pengolahan sampah di DKI Jakarta, senilai 347 juta euro,\” ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat (11/11/2022).
Bobby menjelaskan, Intec yang berbasis di Jerman adalah perusahaan internasional yang sudah diakui untuk desain, manufaktur dan pengiriman sistem energi, dan unggul untuk pembuatan pembangkit listrik limbah menjadi energi, panas bumi dan biomassa.
\”Sementara SBW, juga berbasis di Jerman, selama ini dikenal sebagai perusahaan yang memberikan konsultasi manajemen, dan manajemen proyek dalam proyek energi terbarukan di seluruh dunia, di bidang hidro, biomassa, kincir angin, panas bumi, dan limbah menjadi energi,\” tuturnya.
Bobby mengatakan, baik OASA maupun mitra-mitranya tersebut akan membentuk aliansi strategis untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Pada tahap awal, rencananya akan mengembangkan fasilitas pengolahan antara atau waste to energy di Jakarta, dengan kapasitas 2.000 metrik ton sampah per hari.
Sumber : CNBC Indonesia
Penulis : Romys Binekasri, CNBC Indonesia